Kemandirian anak. Ya! “kemandirin anak” menjadi idiom yang menarik untuk dibahas. Bagaimana tidak, di dunia pendidikan “kemandirian anak” menjadi salah satu tujuan utama dalam membangun karaktek anak didik bahkan diantaranya masuk dalam visi dan misinya. Orang tuapun mengamininya, bahwa kemandirian anak menjadi dambaan tersendiri bagi mereka terhadap putra-putinya tersebut.
Seperti kita tahu, bahwa anak yang mandiri memiliki indikator kemampuan meyiapkan kebutuhannya sendiri, seperti; mandi sendiri, menggunakan baju sendiri, belajar sendiri, makan sendiri, sholat dengan kesadaran sendiri, dan kegiatan yang lainnya dengan nilai-nilai positif di dalamnya.
Apakah ayah bunda tahu, pada dasarnya anak sudah memiliki sikap kemandirian yang dia bawa saat dia lahir ke dunia? Dan itu semua merupakan termasuk Fitrah manusia yang Allah anugerahkan kepada seluruh anak adam. Coba putar ulang memori ayah bunda tentang putra-putrinya ketika mereka mulai memiliki kemampuan dasar, seperti meraih benda disekitar dengan tangannya sendiri, selanjutnya meningkat dengan kemampuan merangkak untuk meraih benda dengan jarak sedikit lebih jauh darinya, atau memasukan benda ke dalam mulutnya untuk mendapatkan informasi awal setelah indra matanya, sampai kepada kemampuan yang paling kompleks yang dia dapat lakukan seiring dengan perkembangannya dan semua kemampuan tersebut dia lakukan melalui proses pembelajaran di dalamnya. Kemampuan tersebut dikenal dengan istilah Internal Speech.
Pertanyaan selanjutnya, apakah ayah bunda ketika putra-putrinya melakukan kegiatan itu semua melakukan pendampingan dan penguatan? Atau malah menjaganya karena ketidak percayaan kepada kemampuannya dengan berbagai kekhawatiran?
Ketika ayah dan bunda melakukan pendampingan dan penguatan melalui pola asuh yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan anak, maka anak akan lahir menjadi lebih mandiri dan kreatif, dan sikap ayah dan bunda perlihatkan tersebut merupakan salah satu contoh dari istilah Eksternal Speech. Akan tetapi ketika ayah dan bunda melakukan dengan cara menjaganya yang dilatar belakangi karena ketidak percayaan dan kekhawatiran, maka potensi kemandirian tersebut dengan sendirinya akan terhambat bahkan dengan berjalannya waktu akan hilang. Itulah yang disebut Ekternal Speech yang keliru dikarenakan pola asuh yang tidak tepat kepada anak.
Berdasakan Curricullum Domain anak, kemandirian anak disebut dengan Autonomi yang berada di wilayah Afeksi. Sebagai orang tua atau Guru sudah sepatutnya agar dapat mengoptimalkan potensi anak-anak sesuai dengan Fitrah yang Allah anugerahkan lepadanya.
Selasa, 20 Agustus 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar
Posting Komentar